Sabtu, 09 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI GIZI DALAM PENGOLAHAN PANGAN ACARA 1 PENGENALAN ALAT DAN BAHAN



ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAANNYA

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoperasian atau penggunaan alat-alat yang akan di gunakan dalam percobaan atau penelitian yang di lakukan, dan dengan kita mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan di gunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Material Safety Data Sheet (MSDS) yaitu sifat-sifat dari bahan kimia, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, bersifat radioaktif, dan bersifat korosif. Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang merugikan dan berbahaya bagi kesehatan. Banyak hal yang terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan peralatan maupun bahan sehingga dapat menimbulkan kebakaran, menyebabkan gas beracun, atau masuknya zat kimia ke dalam tubuh yang menyebabkan kematian. Sehingga kesalahan penggunaan alat dan bahan dapat di minimalisir dengan adanya pengenalan alat dan bahan.
            Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan di sebut zat terlarut (solute), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat lain dalam larutandi sebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan di nyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan di sebut pelarutan atau solvasi. Oleh karena itu, perlu di lakukan praktikum ini untuk mengetahui alat dan bahan yang terdapat di laboratorium serta cara pembuatan larutan.

Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nama, fungsi, dan sifat-sifat serta cara penggunaan alat dan bahan yang di gunakan agar terhindar dari kesalahan dalam penggunaan serta cara pembuatan larutan.





TINJAUAN PUSTAKA

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi pekerja atau pengguna yaitu para praktikum, aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit ataupun gangguan kesehatan lainnya. Hanya di dalam laboratorium yang aman, bebas, dari rasa khawatir akan kecelakaan atau keracunan. Seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif dan efisien. Kecelakaan yang terjadi di suatu laboratorium merupakan tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja (Khasani, 2009).
Larutan merupakan campuran homogen antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis. Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan zat pelarut. Fase larutan dapat berupa fase gas, cair, atau padat tergantung pada dua sifat komponen larutan tersebut. Apabila fase pembuatan larutan atau zat-zat pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalm jumlah umumnya di sebut pelarut, sedangkan zat lainnya di sebut zat terlarut (Mulyono,2006).
Konsentrasin larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya di nyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumla total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian perjuta (part per million) (Raymon 2005).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang di gunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume dan sebagainya (Faizal, 2013).
Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat di bagi dalam tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zat larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen. Selain itu masih banyak macam penggolongan lainnya (Syukri, 2010).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu. Semakin tinggi suhu reaksi, hasil yang di hasilkan juga semakin bertambah untuk waktu reaksi yang sama, sebab gerakan molekul-molekul pereaksi semakin besar. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul-molekul pereaksi yang berlanjut dengan reaksi kimia juga besar (Harjanti, 2008).







 


PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Jum’at, 10 April 2015 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat-Alat Praktikum
a.   Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah timbangan analitik, tabung erlenmeyer, penjepit tabung, pipet tetes, tabung reaksi, lampu bunsen, gelas beker, corong pemisah, water bath, oven, dan rak tabung reaksi.
b.   Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah larutan HCl, larutan NaOH 0,1 M.











PEMBAHASAN

Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solven). Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu di sebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh. Larutan sangat jenuh atau kelewat jenuh yaitu, suatu larutan yang mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada yang di perlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion  ˃ Ksp berarti larutan lewat jenuh (Marisna, 2013).
Sifat dari larutan selain kejenuhan adalah daya hantar yang terdiri dari larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantar arus listrik, contohnya pada nyala lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantar arus listrik, contohnya tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Sifat larutan yang terakhir adalah sifat kualitaf yang terdiri dari larutan pekat dan larutan encer. Larutan pekat yaitu larutan yang lebih banyak terlarut dari pada pelarut. Larutan encer yaitu larutan yang lebih banyak pelarut dari pada zat terlarut (Khopkar, 2008).
Konsentrasi larutan adalah banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan di nyatakan dalam gr/ml (sama seperti satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stokiometri satuan gram di ganti dengan satuan mol sehingga mol di peroleh satuan mol/L. Konsentrasi dalam mol/L atau mmol/ml di kenal dengan istilah molaritas atau konsentrasi molar.
Berbagai cara untuk menyatakan konsentrasi larutan yang terdiri dari: persen massa (%), % massa/massa = 1gr komponen / 100 gr bahan, % massa/ volume = 1 gr bahan / 100 ml larutan, % volume / volume = 1 ml larutan, bagian per 1000 = bpr, 1 mg zat per 1000 mg, 1 gr zat per 1000 gr, bagian per juta = bpj, 1 mg zat per juta mg bahan, 1 mg zat per 1 kg bahan: bagian per miliar, 1 mg zat per  mg bahan, dan 1 mg zat per 1 ton, bagian per triliun. Fraksi mol merupakan perbandingan mol dari pelarut atau zat terlarut nilai total fraksi mol zat terlarut dan pelarut haruslah sama dengan 1. Persen mol merupakan nilai mol yang di kalikan 100 %. Molaritas adalah jumlah mol suatu terlarut dalam larutan di bagi dengan volume larutan yang di tentukan dalam liter.
M =  =  =
Keterangan :    M = Molaritas / Konsentrasi
                       P = massa jenis
                      % = persentase
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut per 1000 gr pelarut.
m =  =
Keterangan : m = molaritas (Marisna, 2013).

            Pada praktikum ini, kita akan membahas pembuatan larutan Asam Klorida (HCl) dan Natrium Hidroksida (NaOH). Dalam pembuatan larutan HCl, Asam Klorida yang di konsentrasikan dengan berat molekul (BM) sebesar 36,5, memiliki kerapatan 1,19 gr/ml dan 37 % dan berat HCl. Asam konsentrat yang di butuhkan untuk di larutkan dalam 1 liter air untuk membuat larutan HCl 0,1 M, dengan perhitungan sebagai berikut :
gram HCl yang di butuhkan = 1,00 liter x 0,100 mol/liter x 36,5 gr/mol = 36,5
gram HCl per mili liter          = 1,19 gr/ml x 0,37 = 0,44
                                   
=  
= 8,3 ml.
Jadi, asam konsentrat yang di larutkan dalam 1 liter air untuk membuat larutan HCl 0,1 M sebesar 8,3 ml. Pembuatan larutan di lakukan dengan cara di pipet sebanyak 8,3 ml HCl 37 % dengan pipet ukur, kemudian di encerkan dengan aquades dalam labu ukur sampai tanda batas.
            Pembuatan larutan NaOH 0,1 M dengan volume 50 ml. Massa atom relatif (Mr) NaOH adalah 40 gram/mol. Perhitungannya dapat di lakukan sebagai berikut:
M = N x BE x V
    = N x  x V
    = 0,1 x 40 / 1 x 0,5
    = 0,2 gram
Jadi, untuk membuat larutan NaOH 0,1 M, di timbang 0,2 gram NaOH, kemudian di encerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.   Larutan merupakan campuran homogen antar dua zat atau lebih zat berbeda jenis.
2.   Sifat dari larutan terdiri dari daya hantar, tingkatan kejenuhan dan sifat kualitatif.
3.   Berbagai cara untuk menyatakan konsentrasi larutan terdiri dari persen massa % , bagian per 1000, bagian per juta, bagian per miliar, bagian per triliun, fraksi mol, molaritas, dan molalitas.
4.   Memerlukan 8,3 ml asam konsentrart dan 1 liter air untuk membuat larutan 0,1 M.
5.   Memerlukan 0,2 gram NaOH dan 50 ml air (aquades) untuk membuat larutan NaOH 0,1 M.

2 komentar: