Sabtu, 09 April 2016

Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan Acara Sifat Khamir dalam Pengolahan Pangan



ACARA III
SIFAT KHAMIR DALAM PENGOLAHAN MAKANAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Pengolahan pangan merupakan salah satu metode atau cara mengolah bahan mentah menjadi makanan atau bentuk lain untuk dikonsumsi. Pengolahan pangan bertujuan untuk menigkatkan kualitas dan memperpanjang daya simpan makanan. Pengolahan pangan juga dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme, salah satunya adalah khamir. Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri pangan (Harris, 2012).
            Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri. Khamir kebanyakan berkembang biak secara aseksual atau pertunasan. Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme yang lain dan dapat tumbuh bersama dengan cara berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan satu sama lain. Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang an manusia (Firdaus, 2012).
            Khamir sangat berperan penting dalam proses fermentasi  makanan. Beberapa makanan yang dihasilkan dari fermentasi khamir adalah roti, tape dan wine. Bagaimana cara khamir dapat memfermentasi makanan, dan bagaimana sifat-sifatnya sangat penting untuk diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui sifat khamir dalam bahan pangan.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat khamir dalam pengolahan pangan.

TINJAUAN PUSTAKA
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk alam golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagian sel tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan perumbuhan filamen. Dibandingkan dengan kapang dalam pemecahan komponen kimia, khamir lebih efektif pemecahannya dan permukaan yang lebih luas serta volume hasil yang lebih banyak. Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas, contohnya pada roti. Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akana menghasilkan karbondioksida dan air. Keduanya dipergunakan oleh khamir untuk memperoleh energi walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih tinggi dibandingkan melalui fermentasi (Ine, 1992)
            Ragi merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis yaitu genus Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang bakterinya adalah Acectobacter. Aspergilus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Sacchaomises, Candida dan Hansnula dapat menurunkan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat orgaik lainnya. Acectobacter dapat mengubah alkohol menjadi cuka. Secara fisiologis, ragi mempunyai persamaan yaitu menghasilkan fermen atau enzim-enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Peragian adalah istilah umum yang mencakup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara (aerobik dan anaerobik) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomises cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida (Soekamto, 1999)
            Ragi terdiri dari sejumlah kecil enzim, termasuk protease, lipase, invertase, maltase dan zymase. Enzim yang penting dalam ragi adalah intervase, maltase dan zymase. Enzim intervase dalam ragi bertanggung jawab terhdap aktivitas fermentasi. Enzim ini mengubah gula (sukrosa) yang terlarut dalam air menjadi gula sederhana yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Gula sederhana kemudian dipecah menjadi karbondioksida dan alkohol. Enzim amilase yang terdapat dalam tepung mampu memproduksi maltose yang dapat dikonsumsi oleh ragi ehingga fermentasi terus berlangsung. Proses pengembangan adonan dapat terjadi apabila ragi dicampur dengan bahan-bahan lain dalam pembuatan roti, maka ragi akan menghasilkan CO2. Gas inilah yang menjadikan roti menjadi mengembang. Proses pengembangan adonan yang dilakukan oleh ragi ditunjang oleh penggunaan bahan lain yaitu gula sebagai sumber energi (Rini, 2008)
            Fermentasi merupakan sebuah proses metabolisme yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk memperoleh energi dengan mengubah gula saat fermentasi, kebanyakan gula diubah menjadi glukosa dan fruktosa. Fermentasi pada bahan pangan berjalam karena adanya mikroba melakukan kegiatan (metabolisme) yang menghasilkan suatu zat atau produk akhir yang dapat memberikan perubahan-perubahan pada bahan pangan itu, baik perubahan fisik maupun kimia (Hidayat, 2006).







PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015 di Laboraturium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum
a.       Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen, timbangan analitik, botol kaca, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose, gelas kimia, yellow tipe, mikro pipet 10ml, batang pengaduk, erlenmeyer, sendok, gelas benda, gelas preparat, alumunium foil, korek api, mikroskop, tisu, kertas label dan kapas.
b.      Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung terigu, nasi, sari buah jeruk, ragi roti, ragi tape, alkohol, airhangat dan medium Potato Dextrose Agar (PDA).
Prosedur Kerja
a.    Persiapan Kultur





Dilarutkan ragi roti atau ragi tape ke dalam 60 ml air hangat dan diaduk rata
 
 








b.    Uji Aktivitas Ragi Roti dan Ragi Tape


 







                                                                                                                                   








Diukur volume awal sampel nasi dan diinkubasi selama 2 hari pada suhu ruang kemudian diamati dan diukur volume cairan, pH, bau asam atau alkohol yang timbul
Ufyf

 
 




      
c.         Pertumbuhan Khamir
Diambil satu 0,1 ml suspensi ragi roti atau ragi tape
 

















d.        Morfologi Khamir
Diambil satu ose suspensi ragi roti atau ragi tape
 










Diinkubasi selama 2 hari pada suhu ruang
 













HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Uji Aktivitas Ragi Roti dan Ragi Tape
Sampel
Parameter
Keterangan
Volume Awal
Volume Akhir
Tepung 50 gr
100 ml
250 ml
Mengembang dan berwarna putih tulang
Nasi 33 gr
50 ml
10 ml
Berbau alkohol dan berwarna putih tulang

Tabel 3.2 Pertumbuhan Khamir Pada Sari Buah Jeruk
Sampel
Pertumbuhan Ragi
Warna
Endapan
Sebelum
Penambahan
Ragi
Setelah
Penambahan
Ragi
Sebelum
Sesudah
Sari Buah Jeruk
Roti
Kuning Cerah
Kuning Keruh
-
Ada
Tape
Kuning Cerah
Kuning Keruh
-
Ada






Tabel 3.3 Morfologi Khamir
Sampel
Gambar
Keterangan
Pengamatan
Literatur
Ragi Roti
2015-05-24 20.58.38.jpg
2015-05-24 20.59.25.jpg
1.      Vakuola
2.      Nukleus
3.      Sitoplasma
Warna: coklat kehitaman
Bentuk : oval, bulat
Ragi Tape
2015-05-24 21.00.04.jpg
2015-05-24 21.00.50.jpg
1.      Stolon
2.      Sporangiophore
3.      Stolon
4.      Rhizoid


PEMBAHASAN
            Khamir umumnya digunakan untuk menyatakan bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler dengan bentuk ovoit atau spheroit. Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroorganisme yang sangat dikenal oleh masyarakat luas sebagai ragi roti (baker’s yeast). Ragi roti ini digunakan dalam pembuatan makanan , minuman dan juga dalam industri etanol. Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, finegar dan sebagainya. Salah satu manfaat utama dari rai atau khamir adalah pembentukan alkohol dari bahan baku karbohidrat ( Natsir, 2003)
            Praktikum kali ini membahas mengenai sifat khamir dalam pengolahan pangan. Dari hasil pengamatan dilakukan, dengan penambahan ragi pada tepung terigu di peroleh volume awal adonan yaitu 100 ml berubah menjadi 250 ml. Hal ini disebabkan karena ragi yang di tumbuhkan pada tepung mengandung khamir saccharomices cerefisiae yang berperan dalam membantu mengembangkan adonan roti. Khamir tersebut menghasilkan gas berupa CO2 sehingga adonan mengembang dan menyebabkan adonan roti oleh khamir terjadi karena gula yang terkandung di alam tepung difermentasi oleh khamir karbohidrat diubah menjadi maltosa oleh enzim amilase dalam tepung diubah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa tersebut oleh maltase dari khamir dipecah menjadi etanol, CO2, komponen kolatil, dan produk-produk lainna. Karbondioksida ditahan oleh gluten-gluten merupakan protein tepung terigu yang tidak larut dalam air. Gluten bersifat elastis dan dapat memanjang. Adanya gluten dan CO2 yang dihasilkan oleh khamir menyebabkan gluten selama fermentasi. Akibat dari kemampuan ragi untuk mengembangkan adonan inilah yang membuat volume awal dan volume akhir adonan roti menjadi berbeda.
            Ragi yang digunakan dalam pembuatan tape adalah jenis NKL. Pada proses pembuatan tape, fermentasi disebabkan karena bantuan khamir yang terdapat pada ragi yang ditambahkan. Khamir tersebut adalah Endomycopic fibyligar dan Chlamydomucor oryzae. Awalnya Chlamydomucor oryzae memulai proses fermentasi dengan mengubah pati menjadi gula. Selanjutnya Endomycopis fibuliger akan mengubah gula menjadi alkohol dan komponen pembentuk flavor. Hasil dari fermentasi ini akan menghasilkan rasa dan aroma yang sangat kuat an juga kenampakan berbeda dengan bentuk awalnya (Elan, 1994). Hal tersebut terbukti dari hasil pengamatan yang diperoleh pada penambahan ragi tape (alkohol) serta volume tape yang awalnya 50 ml menjadi 10 ml. Perubahan volume tersebut disebabkan karena nasi yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi diubah menjadi alkohol dan air. Pernyataan tersebut sesuai pendapat Srimaryati (1978) yang menyatakan bahwa, tape mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-kadan asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tape. Mula-mula pati yang ada di dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana. Glukosa yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asam-asam organik antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat. Asam-asam organik dan alkohol membentuk ester yang merupakan komponen cita rasa. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi dan digunakan pada produksi makanan.
            Hasil pengamatan yang diperoleh dari proses pertumbuhan khamir pada sari buah jeruk yaitu terjadiya pengendapan dan warna keruh oleh aktivitas khamir berupa pertumbuhan dan terjadinya metabolisme yang disebabkan oleh khamir itu sendiri. Penambahan ragi pada sari buah bertujuan bertujuan untuk menghasilkan sari buah beralkohol. Menurut Rahayu (2004) pembentukan sari buah beralkohol ini karena dalam keadaan anaerob, asam piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah menjadi alkohol. Proses perubahan asam asetat menjadi alkohol tersebut diikuti pula dengan perubahan NADH menjadi NAD+.
            Hasil pengamatan khamir, diperoleh bahwa jenis khamir yang ada pada ragi roti adalah Sacchoromyces cerevisiae karena berbentuk uniseluler dan pembelahan secara tunas. Sedangkan ragi dalam fermentasi tape merupakan campuan dari beberapa mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus sp, Mucor sp dan Candida utilis.

















KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1.        Manfaat utama dari ragi atau khamir adalah pembentuk alkohol dari bahan baku karbohidrat.
2.        Ragi yang ditambahkan pada terigu mengandung khamir S. Cerevisiae yang berperan membantu mengembangkan adonan roti yang menghasilkan etanol, karbondioksida, komponen volatil dan produk-produk lainnya.
3.        Perubahan volume yang terjadi pada sampel tape nasi disebabkan karena nasi yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alkohol dan air.
4.        Perubahan warna dan adanya endapan pada sari buah jeruk disebabkan karena adanya aktivitas khamir yang terjadinya proses glikolisis.
5.        Khamir yang terdapat pada ragi roti adalah Saccharomyces cerevisiae, sedangkan pada ragi tape berupa campuran beberapa mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus sp., Mucor sp. Dan Candida Utilis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar